Pagi ini,
Entah kenapa, aku benar-benar kehabisan tenaga.
Badan ini sepertinya sudah semakin parah,
berdiri gemetar, kepala rasanya sangat ringan.
Padahal tak berlari, tapi aku terengah-engah di perjalanan.
Bahkan berbicara saja aku kelelahan.
Tetap aku harus pergi, berangkat pagi.
Jalani hari seperti yang biasanya terjadi.
Sepanjang jalan aku berdoa, "jangan hujan...jangan hujan..."
Aku tak punya tenaga lebih untuk melawan hujan.
Dalam hati aku terus berujar, "jangan pingsan...jangan pingsan..."
Aku ingin cepat sampai tujuan.
Terhimpit di kereta sudah biasa,
tapi dengan energi yang tinggal segini,
aku hanya bisa berharap bisa aman turun tanpa terjatuh sendiri.
Pagi ini,
Biasanya aku naik bus, tapi lagi-lagi energi ku tak banyak,
aku tidak mampu lagi berdesakan, terlalu penuh, lama sampai.
Supir ojek yang mengantar ku, dia ramah namun banyak bertanya.
Dia baik, karena dia sudah mengajakku berbicara.
Untuk kali ini ku toleransi, walaupun mengeluarkan suara sama seperti menghabiskan sisa energi pagi.
Tapi aku butuh distraksi daripada terus berbicara pada diri sendiri.
Dia bertanya aku tinggal dimana, dan berapa lama aku sudah bekerja.
Setelah mendengar jawaban ku, pertanyaan selanjut nya membuat ku tertawa miris,
"Selama 4 tahun, apa rasanya mbak pulang pergi jauh, macet-macetan?"
Pertanyaan sederhana namun jawaban ku untuk itu terlalu dalam makna nya.
Aku sampai dengan selamat.
Mungkin pelukan dari bapak dan ibuku tadi pagi yang menguatkan.
Comments