Skip to main content

Kalah

Pagi tadi aku terbangun dengan perasaan sepi.
Terlalu sedih, mata terlalu perih.
Tapi aku harus tetap pergi.
Kacaunya jalanan, padatnya ruangan kantor, lalu lalang orang di pantry, pertemuan dengan manusia-manusia baru.
Aku sangat berharap bisa mendistraksi pikiran ku yang bising sejak pagi, bukan, sudah bising dari kemarin-kemarin.

Kenapa begini?
Bagaimana bisa?
Ada apa ini?

Tapi ternyata tidak semudah itu mendistraksi diri.
Badan ini sibuk wara-wiri, pikiran ini juga tetap sibuk sendiri.
Aku di ruang meeting, aku duduk di meja kerja, aku duduk di pantry, aku pergi ke ruangan lain, kebisingan suara itu terus mengikuti.
Dan kubikel toilet saat ini selalu jadi tempat singgah ku untuk menangis.
Menangisi semua rasa sedih yang kubawa kemana-mana.

Suara itu terus berkata "Ada yg serius..."
Demi Tuhan, aku juga serius.
Aku juga serius...
Tapi nyatanya Tuhan tidak peduli itu.
Aku akan tetap kalah.
Seserius apapun aku,
Aku sudah pasti kalah.
Aku kalah telak.
Bahkan Tuhan meminta ku untuk menyerah...

Comments