Jam
menunjukkan pukul setengah enam sore. Seseorang yang tampak lusuh dan kelelahan
itu duduk menyender di dalam bus transjakarta yang mulai bergerak dari shelter
koridor Ancol.
“udah di
busway.” Dia mengirimkan pesan singkat kepada seseorang, lalu menyimpan hp
kesakunya, Sore itu terasa panjang untuk orang itu, mengingat rasa lelah
setelah perjalanan antar kota sekaligus kegiatan seharian yang sudah terjadwal
untuk dirinya.
Semua
shelter transjakarta dari Utara sampai Timur Jakarta dilewatinya dengan rasa
lelah dan bosan yang teramat, orang tersebut hanya duduk lemas sambil terpaksa
memperhatikan lalu-lalang orang yang berjuang masuk kedalam bus tersebut dengan
satu tujuan “sampai pulang kerumah dengan cepat”. Orang tersebut juga memiliki
tujuan yang sama. Namun dibenaknya sudah terlalu banyak pikiran yang juga berlalu
lalang di kepala. Alhasil tubuh nya semakin lemas dan kepalanya mulai berat.
“Dirumah
udah disiapin baju kalo mau mandi, teh panas juga udah ada. Mama mau pergi dulu
sebentar.” Sebuah pesan singkat masuk, orang itu tersenyum diantara lelah
sambil memasukan lagi hp ke saku celananya, pesan tersebut semakin membuat
dirinya ingin cepat sampai dirumah.
Hampir satu
setengah jam perjalanan untuk sampai ke shelter yang menjadi tujuan akhir orang
itu, ia pun segera turun dari bus lalu berjalan menuju jembatan penyebrangan
untuk menemui seseorang yang telah menunggunya. Suara riuh klakson mobil dan
motor dibawah jembatan penyebrangan membuat orang itu merasa telah benar-benar
pulang. Orang tersebut berhenti sebentar memperhatikan padatnya kendaraan
dibawah kakinya sambil tersenyum kecil, ia sangat rindu dengan suara-suara
berisik yang sangat ia benci sebelumnya.
Setelah
bertemu dengan orang yang menunggunya dengan motor, orang yang kelelahan itu
langsung menyenderkan kepalanya dipunggung orang yang mengendarai motor
tersebut.
Sesekali
orang itu menengadahkan kepalanya keatas, melihat kelangit dan tiba-tiba
tersenyum lebih lebar dari sebelumnya, banyak bintang malam itu. “Tumben,” adalah
kata yang terlintas dibenak orang itu, sebuah pemandangan langka dan tidak
biasa untuknya. Dengan sangat jelas orang itu bisa melihat gugusan bintang yang
bertebaran di langit malam itu. Dan tiba-tiba ia mengingat tentang Bosccha.
Random memang. Tapi yang terpenting untuknya saat ini adalah ia telah pulang. Untuk
setiap meter perjalanannya kini, ia berusaha membuang satu persatu beban yang
ada dipikirannya.
Comments