Orang itu telah duduk sepanjang hari di depan laptopnya. Entah apa yang sedang dikerjakannya. Tangannya terus sibuk mengetik sesuatu. Sesekali ia menarik nafas panjang, seperti berusaha menyatukan semua pikirannya yang sedang terbang ke dalam satu layar berukuran 14 inch. Nafasnya mulai berat. Sesak itu datang lagi tanpa permisi. Namun orang itu tetap pada posisi nya, duduk diam tanpa reaksi berarti agar tidak menarik perhatian orang disekitarnya.
Sesekali ia menegakkan tubuhnya, berusaha menenangkan diri, mengingatkan diri sendiri untuk terus bernafas dengan benar, mungkin selama berjam-jam ia duduk di depan layar laptopnya, ia seringkali lupa untuk mengambil nafas panjang, atau mungkin ia terlalu pelit untuk memasukkan oksigen kedalam paru-parunya.
Jam menunjukkan pukul 11 malam, tapi tubuhnya belum juga lelah. Mungkin ia sengaja untuk melelahkan diri, agar tiba waktu terlelahnya nanti ia bisa tidur lebih nyenyak. Teori yang bodoh, tapi tetap saja ia lakukan. Dan sepertinya hal tersebut malah ia jadikan sebuah kebiasaan setiap kali otaknya dipenuhi oleh pikiran-pikiran yang mengganggu, dia hanya menginginkan tubuhnya menjadi sangat lelah.
Orang itu menghela nafas panjang lagi, menutup mata sebentar. Memasang headset di kedua telinganya, lalu memperbesar volume musiknya. Kemudian kembali sibuk dengan laptopnya.
Pelarian yang merusak paru-paru, telinga, mata, tulang punggung, atau bahkan seluruh tubuhnya. Tapi semua itu ia butuhkan untuk berlari sejenak dari masalah yang terus mengejarnya.
Comments